Tri Hita Karana
Tri Hita Karana |
Adalah menjadi penting untuk hidup harmonis dengan apa yang ada di dalam ataupun diluar lingkaran kita. Menurut kitab suci Weda terdapat falsafah yang menyebutkan bahwa keharmonisan diterapkan dengan menjaga hubungan baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan manusia. Saya mencoba menerapkannya ketika libur lebaran di bulan juni kemarin.
1. Manusia dengan Sang Pencipta.
Keindahan arsitektur candi yang merepresentasikan perpaduan agama Hindhu dan Budha, kembali mengingatkan saya akan "Bhinneka Tunggal Ika" |
Di Candi Jawi saya belajar bahwa esensi spiritual yang hakiki itu adalah manifestasi rasa cinta bukan kepada arsitekturnya pun falsafah yang terkandung di dalamnya tetapi kepada Sang Pencipta.
2. Manusia dengan Alam.
Kokohnya pepohonan di dekat hilir sungai menuju air terjun |
Satu dari keindahan alam di Jawa Timur
Hembusan air yang membawaku bersama anginmu |
Menapaki jejakmu dan mempelajari semua pemberianmu |
Sang Air Terjun |
Segala bentuk ketidaksempurnaan yang alam berikan. mengajarkan untuk selalu memberi dalam kondisi apapun, di ujung perjalanan menuju air terjun Kakek Bodo.
3. Manusia dengan Manusia.
Terbingkai diantaranya |
Bayang Siluet pukul 4 sore |
Harum sejuk yang menenangkan batin |
Saya dan kedua Orang tua ♡ |
Dalam rindangnya pepohonan di Kebun Raya Purwodadi saya merasakan bahwa hubungan sosial dengan sesama selalu menuntun untuk menyeimbangkan segala bentuk dualisme didalam diri.
Perjalanan yang cukup singkat, namun memberikan energi yang luar biasa setelah melaluinya. Sepatutnya kita manusia, melakukan sebuah perjalanan tanpa memandang seberapa bagus tempatnya untuk difoto, seberapa terkenal tempat yang akan kita datangi. Sejatinya dalam sebuah perjalanan kita hanyalah cukup meluruhkan ego kita sebagai manusia lalu selebihnya adalah bonus.
#Trihitakarana
Comments
Post a Comment